- A
- Andre Lado
- Barnas Adjidin
- Batik Tulis Garutan
- BPK RI
- Budaya
- DPW MOI Provinsi NTT
- Herry Battileo
- HUKRIM
- INFRASTRUKTUR
- LKD TA 2023
- Makam Pulau Kera
- NASIONAL
- P3HI Provinsi NTT
- PEMERINTAH
- Pemkab Garut
- PERS
- Pj Bupati Garut
- POLITIK
- REGIONAL
- Rusdy Maga
- Serba serbi
- SERBA-SERBA
- SERBA-SERBI
- TNI-POLRI
- Yusak Langga
AMPOKU : Ditunggu Tiga Hari Jawaban Tertulis Dari Pihak rumah sakit St. Antonio
D'pressure- OKU. Aksi damai Massa Aliansi Masyarakat Peduli OKU (AMPOKU) berlangsung di area RS Santo Antonio Baturaja OKU, Kamis (16/2/2023).
Koordinator Lapangan Frans Adib dalam orasinya menyampaikan, sehubungan adanya dugaan penggelembungan biaya perobatan dan perawatan yang sangat merugikan pasien dalam hal ini diduga sudah sering terjadi pada pasien umum dan apalagi pada pasien yg menggunakan Jamkes, jelasnya.
Ditempat yang sama Koordinator Aksi Elvis menyampaikan bahwa, adanya penambahan hari ketika pasien rawat inap, adanya penambahan obat-obatan yang dicatatkan pada nota pembayaran pasien, adanya dugaan mahalnya harga obat, adanya dugaan biaya jasa dokter dan perawat, adanya dugaan obat yang harganya mahal tanpa di konfirmasi lagi pada pasien dan keluarga, imbuhnya.
Masih dalam suasana orasi, Pastor Yohanes bagian dewan pengawas yayasan paroki mengijinkan hanya lima orang dari perwakilan massa Ampoku untuk berdiskusi di ruang aula rumah sakit St. Antonio.
Usai berdiskusi dengan pihak rumah sakit St. Antonio Baturaja, Koordinator Aksi Elvis, saat dibincangi awak Media menyampaikan, awalnya pihak rumah sakit St. Antonio tidak mengakui mereka memiliki kesalahan-kesalahan seperti yang disampaikan, pada akhirnya pihak rumah sakit mengatakan "ada sedikit kesalahan di sistem, namun semua itu terbantahkan" jelas Elvis.
Selanjutnya pihak rumah sakit meminta waktu tiga hari untuk memberikan jawaban secara tertulis, dan mengakui semacam minta maaf dan akan mengembalikan dana kelebihan yang merugikan masyarakat. Namun kami akan tetap menunggu apa yang akan mereka jawab, pungkas Elvis.
Juga ditambahkan oleh Frans Adib, pihak dari rumah sakit Antonio Baturaja meminta waktu untuk memberikan jawaban secara tertulis. Dan kami menekankan pada pihak rumah sakit untuk setresing kepada pegawai yang melakukan kesalahan sebagai efek jera. Dan apabila tidak ada jawaban tertulis selama tiga hari, kita akan mengadakan aksi lagi, tutup Frans.
(Mars)